Museum merupakan tempat yang sangat cocok untuk berekreasi sambil belajar. Di Indonesia sendiri sudah terdapat 439 museum, namun ada 100 museum masih dianggap tidak layak untuk dikunjungi. Padahal museum merupakan tempat yang menyimpan berbagai kisah dan peninggalan budaya yang wajib untuk dijaga dan dilestarikan. Akan tetapi, minat masyarakat untuk datang berkunjung ke museum sangatlah minim. Oleh karena itu, saat ini beberapa pengelola museum di Indonesia berupaya meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk datang mengunjungi museum, yaitu dengan membuat program digitalisasi museum. Salah satunya adalah museum dengan teknologi hologram yaitu Museum 10 November Surabaya.
Museum 10 November kini dilengkapi dengan teknologi Hologram. Teknologi ini menampilkan visualisasi tiga dimensi untuk menjelaskan dokumenter sejarah. Selama ini, ada stigma saat masyarakat berkunjung ke museum hanya datang, lihat koleksi, kemudian pulang. Dengan adanya Hologram ini, diharapkan bisa menjadi media yang interaktif bagi para pengunjung museum. Penyajian hologram yang menarik, selain visualisasinya tiga dimensi, juga ada sumber suara yang menarasikan cerita di museum tersebut. Di Museum 10 November, hologram ini juga akan menceritakan tentang pembangunan Monumen 10 November.
Kepala UPTD Tugu Pahlawan, Museum, Balai Pemuda dan THR Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Rusdi Ismet menilai, pemasangan hologram di museum 10 November pertama kalinya di Indonesia. Nantinya, dia menginginkan, konten yang ada di hologram bercerita banyak hal tentang perjuangan. “Ke depan sesuai arahan Bu wali kota, teknologi digital akan terus dikembangkan di museum-museum yang ada di kota Surabaya,” katanya.
Pengembangan teknologi lainnya yang diharapkan bisa dipasang pada museum yang ada di Kota Surabaya, seperti penggunaan Teknologi Augmented Reality. MonsterAR juga telah mengembangkan teknologi tersebut di Museum BPK RI Magelang dan Museum Bank Indonesia.
Baca juga: Teknologi VR Membuat 5 Museum Virtual Ini Jadi Gak Akan Pernah Sepi
Museum 10 November didirikan untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaan pada pertempuran 10 November 1945 silam. Desain ruangan dari eksterior dan interiornya unik. Museum 10 November berada di kawasan Tugu Pahlawan. Luasannya, sekitar 1000 meter persegi, seperlima dari lahan Tugu Pahlawan.
Secara keseluruhan museum terdiri dari dua lantai. Disamping auditorium, juga terdapat ruang pamer senjata dan ruangan khusus yang menampilkan dokumentasi selama masa perjuangan. Di dalam museum, terdapat sejumlah koleksi menarik, seperti diorama, peralatan tempur, topi KNIL hingga benda-benda peninggalan Bung Tomo. Nantinya juga akan ada photo booth multimedia.
Museum di Indonesia yang sudah melakukan program digitalisasi museum adalah museum BPK RI Magelang. Menurut pengakuan Bapak Awiek selaku staf pengelola Museum BPK RI Magelang, setelah diterapkannya teknologi-teknologi multimedia yang canggih seperti Augmented Reality, smart table, interactive floor, dan banyak lagi lainnya oleh Monster AR, museum pun menjadi ramai oleh pengunjung. Ini bukan hanya sekadar masalah nilai investasinya saja, tetapi jauh lebih dari itu. Dengan semakin interestnya generasi muda untuk berkunjung dan mempelajari segala hal yang berada di museum, tentu pengetahuan mereka tentang sejarah, budaya dan lainnya akan semakin bertambah, sehingga menghasilkan generasi-generasi muda yang bisa menghargai sejarah. Kalau mereka sudah bisa menghargai sejarah, tentu kecintaan mereka terhadap tanah air akan ikut menjadi bertambah.
Leave A Comment