Jurassic Park (atau yang sekarang dikenal sebagai Jurassic World) sudah ada sejak lebih dari 2 decade yang lalu. Tak heran, Ludia Inc. akhirnya meluncurkan game AR Jurassic World. Kalau kamu familiar dengan game Pokemon Go, pastinya sudah tidak asing lagi dengan gameplay Jurassic World ini. Karena game ini bisa dibilang sebagai tiruan dari Pokemon Go yang dibalut dengan system DNA dari franchise Jurassic World.
Ludia Inc, selaku developer dari game AR Jurassic World ini telah berhasil meniru segala keunggulan yang dimiliki oleh Pokemon Gonya Niatic, termasuk memanfaatkan keunggulan dari API Google Maps. Dengan demikian, kita bisa juga merasakan keseruan berburu dan bertarung dari game ini ya..hmm, menarik.
Dalam game ini, kita berburu dinosaurus dengan lingkungan sesuai peta daerah sekitar, memanfaatkan system GPS. Alih-alih melempar bola, kita mengemudikan drone di atas dinosaurus dan menembakkan panah ke makhluk yang ditemukan untuk mengumpulkan DNA mereka, dengan lebih banyak tembakan akurat menghasilkan lebih banyak DNA. Setelah kita mengumpulkan cukup DNA, mereka dapat membiakkan dinosaurus di Creation Lab. Kita juga akan menemui Supply Drops (Pokestopsnya Jurassic World) untuk mengumpulkan item dalam game dan mata uang.
Setelah dinosaurus dibuat, kita dapat melihatnya pada skala yang bervariasi dalam Augmented Reality. (Terus terang, jika kita bermain dengan dinosaurus dalam AR, saya akan menskalakannya hingga setidaknya seukuran manusia.)
Seperti di Pokemon Go, kita juga dapat mengevolusikan dinosaurus mereka menjadi binatang berkaliber tinggi, ditambah lagi game AR Jurassic World Alive juga memfasilitasi perkawinan silang, menarik ya? Di mana kita dapat menggabungkan dinosaurus yang kompatibel untuk menciptakan hibrida, yang pada gilirannya dapat disilangkan dengan non-hibrida lainnya untuk memproduksi Superhybrids.
Setelah kita memiliki empat dinosaurus dalam koleksi, kita dapat bertarung dengan pemain lain dengan meluncurkan mode pertempuran. Setelah siap bertarung, pemain akan match dengan penantang pada peringkat yang sebanding berdasarkan trophies yang diperoleh dalam permainan. Pemain mendapatkan trophies dengan memenangkan pertempuran, tetapi mereka juga bisa kehilangan trophies ketika kalah bertarung.
Game ini juga meniru Niatic dalam in-app purchasenya, dengan item dalam game tertentu yang tersedia untuk dibeli dengan mata uang dalam game, yang dapat diperoleh melalui permainan atau dibeli dengan uang sungguhan. Misalnya, inkubator, yang dapat diperoleh melalui permainan atau dibeli, menghasilkan resource setelah jangka waktu tertentu (sedangkan telur di Pokémon GO menetaskan Pokémon berdasarkan langkah-langkah).
Ludia juga menambahkan sentuhan mereka pada monetisasi dengan langganan VIP. Untuk $ 9,99 per bulan, pemain dapat mengakses fasilitas seperti baterai yang diperpanjang untuk drone mereka, memungkinkan mereka untuk berburu dinosaurus dari jarak yang lebih jauh.
Game ini adalah yang pertama menggunakan Google Maps API. Diumumkan awal tahun ini, Google Maps API adalah platform yang memungkinkan pengembang untuk dengan mudah membangun game berbasis lokasi menggunakan data lokasi Google Maps. Game dari franchise Walking Dead dan Ghostbusters dijadwalkan akan menyusul.
“Dengan data Google Maps yang diintegrasikan ke dalam Unity, kami dapat memfokuskan waktu dan energi kami untuk membangun pengalaman virtual yang terperinci bagi pengguna kami untuk menemukan dinosaurus virtual di dunia nyata,” kata Alexandre Thabet, CEO Ludia, dalam sebuah pengumuman mengenai platform tersebut.
Bagi kamu yang ingin segera menyicipi game ini, secepatnya, sekarang juga, silahkan langsung unduh di App Store dan Google Play.
Leave A Comment